Fungsi Dan Kinerja Piranti Komputer Terapan

Share:
2.1. Kegiatan Belajar 2 : Fungsi dan kinerja piranti komputer terapan
2.1.1. Tujuan Pembelajaran  
Setelah mengikuti kegiatan belajar satu ini siswa diharapkan dapat mengetahui fungsi dan kinerja piranti komputer terapan
2.1.2. Aktivitas Belajar Siswa    
2.1.2.1 . Mengamati / Observasi 
Setelah mengikuti kegiatan belajar satu ini siswa diharapkan dapat mengamati :
· Memeriksa kinerja piranti sesuai fungsi pada manual .
· Koneksi kendali ke piranti.
2.1.2.2.        Menanya    
Selama mengikuti kegiatan belajar satu ini siswa diharapkan dapat :
· Mendiskusikan kinerja piranti sesuai fungsi pada manual .
· Mendiskusikan koneksi kendali ke piranti.   
2.1.2.3.           Mengumpulkan Informasi
IP Address
ipconfig merupakan tools untuk menampilkan setting jaringan yang digunakan oleh sebuah komputer. Administrator atau pengguna sebelum menggunakan tools lainnya, sebaiknya memeriksa hasil tools ini terlebih dahulu, memastikan bahwa konfigurasi yang di entri (secara
manual) atau yang didapatkan dari server DHCP sudah valid.  

Gambar 2.1. ipconfig

Pada Linux terdapat aplikasi Network Tools yang merupakan gabungan beberapa utilitas network, yaitu ping, netstat, traceroute, port scan, lookup, finger, dan whois.
Pada gambar 2.2 dapat dilihat Network device. Ketika sebuah network device dipilih maka informasi IP address, netmask, broadcast, MAC address, dan statistik device tersebut akan ditampilkan. Kita juga dapat melakukan konfigurasi network device dengan memilih tombol Configure. Informasi yang ditampilkan pada jendela Devices ini merupakan versi penyederhanaan dari output perintah ifconfig. 

Gambar 2.2. Gnome Network Tools
Setelah            proses             instalasi           dan konfigurasi sistem jaringan (baik hardware maupun software) selesai, maka perlu dilakukan test/uji. Hal ini dimaksudkan untuk melihat apakah instalasi (mulai dari memasang kabel sampai  dengan  konfigurasi  sistem  secara  software)  telah  dilakukan dengan benar.
Untuk mengetest TCP/IP, salah satu caranya dapat dilakukan dengan instruksi ipconfig yang dijalankan lewat Command Prompt (CMD). 
Perintah IPConfig digunakan untuk melihat indikasi pada konfigurasi IP yang  terpasang  pada  Komputer 
kita.  dari  gambar  diatas  kita  dapat melihat beberapa informasi penting setelah kita menjalankan perintah IPConfig  pada  jendela  command  prompt  di  komputer  kita,  misalnya adalah kita bisa melihat Host Name, primary DNS jaringan, physical Address  dan  sebagainya.  Harus  diingat  bahwa  perintah  ini  dapat dijalankan  dengan  baik  apabila  telah  terpasang  Network  Card  di komputer anda. Ipconfig menampilkan informasi berdasarkan Network Card yang terpasang.
Tabel 2.1. Contoh IP Address
Network ID
Host ID
192
168
1
1
IP address adalah alamat yang diberikan pada jaringan komputer dan peralatan jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP. IP address terdiri atas 32 bit angka biner yang dapat dituliskan sebagai empat kelompok angka desimal yang dipisahkan oleh tanda titik seperti 192.168.1.1.

IP address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID, dimana network ID menentukan alamat jaringan komputer, sedangkan host ID menentukan alamat host (komputer, router, switch). Oleh sebab itu IP address memberikan alamat lengkap suatu host beserta alamat jaringan di mana host itu berada.
Untuk mempermudah pemakaian, bergantung pada kebutuhan pemakai, IP  address  dibagi  dalam  lima  kelas  tetapi yang banyak digunakan adalah kelas A, B, C.
 Tabel 2.2. Pembagian kelas IP Address
Kelas
Network ID
Host ID
Default Sub net
A
xxx.0.0.1
xxx.255.255.254
Mask255.0.0.0    
B
xxx.xxx.0.1
xxx.xxx.255.254
255.255.0.0
C
xxx.xxx.xxx.1
xxx.xxx.xxx.254
255.255.255.0

IP Address merupakan alamat komputer yang unik dalam sistem jaringan. Karena dalam sistem jarigan yang dituju adalah IP Address sehingga jika terjadi IP Address yang sama maka kedua komputer cross penggunaan alamat yang sama.
IP Address dikelompokkan menjadi lima kelas; Kelas A, Kelas B, Kelas C, Kelas D, dan Kelas E. Perbedaan pada tiap kelas tersebut adalah pada ukuran dan jumlahnya. IP Kelas A dipakai oleh sedikit jaringan, tetapi jaringan ini memiliki jumlah host yang banyak. Kelas C dipakai untuk banyak jaringan, tetapi jumlah host sedikit, Kelas D dan E tidak banyak digunakan.
Setiap alamat IP terdiri dari dua field, yaitu:
Field NetId; alamat jaringan logika dari subnet dimana komputer dihubungkan
Field  HostId;  alamat  device  logical  secara  khusus  digunakan untuk mengenali masing-masing host pada subnet.
a. Kelas A
Oktet pertamanya mempunyai nilai 0 sampai 127, dan pengalamatan Kelas         A          masing-masing           dapat mendukung 16.777.214 host.
Kelas A hanya menggunakan octet pertama ID jaringan, tiga octet yang tersisa disediakan untuk digunakan sebagai HostId.
Karakteristik Kelas A: Bit pertama           : 0  panjang NetlD       : 8 bit 
Panjang HostlD     : 24 bit 
Byte pertama        : 0-127
Jumlah                 : 126 kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
Range IP              : 1.xxx.xxx.xxx sampai dengan 126.xxx.xxx.x
Jumlah IP : 16.777.214 IP Address pada tiap kelas A
IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat  besar.  Range  IP  1.xxx.xxx.xxx.– 126.xxx.xxx.xxx,  terdapat 16.777.214 (16 juta) IP address pada tiap kelas A. Pada IP address kelas A, network ID ialah 8 bit pertama, sedangkan host ID ialah 24 bit berikutnya.  Dengan  demikian,  cara  membaca  IP  address  kelas  A, misalnya 123.44.5.6 ialah: Network ID = 123 Host ID = 44.5.6  IP address di atas berarti host nomor 44.5.6 pada network nomor 123. 
b. Kelas B  => Oktet pertamanya mempunyai nilai 128 sampai 191, dan pengalamatan Kelas B masingmasing dapat mendukung 65.532 host. Karakteristik Kelas B: 2 Bit pertama        : 10 panjang  NetlD       : 16 bit Panjang  HostlD     : 16 bit  Byte pertama        : 128-191 Jumlah                 : 16.384 kelas B Range IP              : 128.xxx.xxx sampai dengan 191.155.xxx.xxx Jumlah IP             : 65.532. IP Address pada tiap kelas B IP  address  kelas  B  biasanya  dialokasikan                         untuk               jaringan  berukuran sedang dan besar. Pada IP address kelas B, network ID ialah 16 bit pertama, sedangkan host ID ialah 16 bit berikutnya. Dengan demikian, cara membaca IP address kelas B, misalnya 133.99.131.22 : Network ID = 133.99 Host ID = 131.22 IP address di atas berarti host nomor 131.22 pada network nomor 133.99. Dengan panjang host ID 16 bit, network dengan IP address kelas B dapat menampung    sekitar    65000    host.    Range    IP    128.0.xxx.xxx – 191.155.xxx.xxx.  c.         Kelas C  => Oktet pertamanya mempunyai nilai 192      sampai            223,     dan pengalamatan Kelas B masingmasing dapat mendukung 256 host. IP Addrress Kelas C sering digunakan untuk jaringan berskala kecil. Karakteristik Kelas C:
3 Bit pertama        : 110
Panjang NetlD       : 24 bit
Panjang HostlD     : 8 bit
Byte pertama        : 192-223
Jumlah                 : 256 kelas B
Range IP              : 192.0.0.xxx sampai dengan 223.255.255.xxx
Jumlah IP             : 254 IP Address pada tiap kelas C 
IP address kelas C awalnya digunakan untuk jaringan berukuran kecil (LAN). Host ID ialah 8 bit terakhir. Dengan konfigurasi ini, bisa dibentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing network memiliki 256 IP address. Range IP 192.0.0.xxx – 223.255.255.x. 
Pengalokasian IP address pada dasarnya ialah proses memilih network ID dan host ID yang tepat untuk suatu jaringan. Tepat atau tidaknya konfigurasi ini tergantung dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengalokasikan IP address seefisien mungkin.
Domain Name System (DNS) adalah suatu sistem yang memungkinkan nama suatu host pada jaringan komputer atau internet ditranslasikan menjadi  IP  address.  Dalam  pemberian  nama,  DNS  menggunakan arsitektur hierarki :
a)    Root-level  domain:  merupakan  tingkat  teratas  yang  ditampilkan sebagai tanda titik (.).
b)    Top level domain: kode kategori organisasi atau negara misalnya: .com  untuk  dipakai  oleh  perusahaan;  .edu  untuk  dipakai  oleh perguruan tinggi; .gov untuk dipakai oleh badan pemerintahan.
Selain itu untuk membedakan pemakaian nama oleh suatu negara dengan negara lain digunakan tanda misalnya .id untuk Indonesia atau .au untuk australia.
c)    Second level domain: merupakan nama untuk organisasi atau perusahaan, misalnya: microsoft.com; yahoo.com, dan lain-lain.
IP address dan subnet mask dapat diberikan secara otomatis menggunakan Dynamic Host
Configuration Protocol atau diisi secara manual. DHCP berfungsi untuk memberikan IP address secara otomatis pada  komputer  yang  menggunakan  protokol  TCP/IP.  DHCP  bekerja dengan relasi client-server, dimana DHCP server menyediakan suatu kelompok IP  address yang dapat diberikan pada DHCP client. Dalam memberikan IP address ini, DHCP hanya meminjamkan IP address tersebut. Jadi pemberian IP address ini berlangsung secara dinamis. Nilai  subnetmask  untuk  memisahkan  network  id  dengan  host  id. Subnetmask diperlukan oleh TCP/IP untuk menentukan apakah jaringan yang dimaksud adalah jaringan local atau non local. Network  ID  dan  host  ID  di  dalam IP  address  dibedakan  oleh penggunaan subnet mask. Masingmasing subnet mask merupakan pola nomor 32-bit yang merupakan bit groups dari semua (1) yang menunjukkan network ID dan semua nol (0) menunjukkan host ID dari porsi IP address. Untuk lebih mempermudah pengalamatan IP address lebih disarankan pemberian normor dilakukan dengan berurutan.
Tabel 2.3. Subnetmask
Kelas 
Bit Subnet
Subnet mask
11111111 00000000 00000000 00000000
255.0.0.0
B
11111111 11111111 00000000 00000000
255.255.0.0
C
11111111 11111111 11111111 00000000
255.255.255.0


2. Ping
Ping digunakan untuk test atau checking koneksi dengan menggunakan protokol ICMP. Pada jaringan umumnya administrator memanfaatkan tools ini untuk mempermudah penyelesaikan troubleshooting jaringan. Ping merupakan singkatan dari Packet Internet Groper, merupakan sebuah program kecil yang berguna untuk memeriksa konektivitas jaringan TCP/IP. Dengan menggunakan Ping dapa menguji apakah sebua komputer terhubung dengan komputer lainnya atau tidak, serta seberapa bagus kualitas koneksi yang terjalin.
Ping bekerja dengan cara mengirim sebuah paket ICMP
(Internet Control Message Protocol ke komputer yang hendak diujicoba konektivitasnya, lalu menunggu respon dari komputer atau host dimaksud. Jika komputer target memberikan respon, berarti kedua komputer tersebut saling terhubung dalam jaringan. Perintah Ping terdapat pada semua platform sistem operasi. perintah PING juga digunakan sebagai bahan untuk menganalisa kemungkinankemungkinan penyebab tidak bisa mengakses suatu website. Dengan PING akan mengetahui hubungan antara kedua jaringan Komputer.
Dari hasil PING ini, kita dapat mengetahui detail ;
1.    Mengetahui status up/down komputer atau server tujuan dalam jaringan.
Kita dapat mengecek apakah sebuah komputer atau server dalam keadaan up/down menggunakan perintah PING. Jika komputer tersebut memberikan response terhadap perintah PING yang kita berikan maka dikatakan bahwa komputer tersebut up atau hidup.
2.    Memonitor availability status komputer dalam jaringan.
PING dapat digunakan sebagai tool monitoring availibilitas komputer dalam jaringan yang merupakan salah satu indikator kualitas jaringan yaitu dengan melakukan PING secara periodik pada komputer yang dituju. Semakin kecil downtime, semakin bagus kualitas jaringan tersebut.
3.    Mengetahui responsifitas komunikasi sebuah jaringan.
Besarnya nilai delay atau latency yang dilaporkan oleh PING menjadi indikasi seberapa responsif komunikasi terjadi dengan komputer yang dituju. Semakin besar nilai delay menunjukkan semakin lamban respons yang diberikan.
Sehingga nilai delay ini juga bisa digunakan sebagai indikator kualitas jaringan.
Beberapa pesan yang mungkin muncul jika pinging tidak berhasil antara lain :
       TTL Expired in Transit : artinya jumlah hop (router) yang dilalui untuk berkomunikasi dengan server tersebut telah melebihi TTL (Time To Live), gunakan ping –i untuk mendefinisikan TTL pada saat melakukan ping
       Destination Host Unreachable : artinya packet yang dikirimkan tidak mampu sampai ke tujuan, biasanya disebabkan oleh table routing yang tidak tepat di mesi default gateway, atau router/hop diatasnya.
       Request Timed Out : artinya pesan echo replay tidak dapat diterima kembali dalam waktu yang sudah ditentukan. Biasanya pesan ini muncul karena blockade yang mungkin dilakukan oleh firewall (baik disisi router maupun di sisi target).
       Ping request could not find host : artinya resolving domain server tersebut pada pc kita tidak dapat menerjemah ke IP address. Hal ini biasanya karena setting DNS client masih keliru atau komunikasi kita dengan DNS server terganggu/terputus.
Untuk menjalankan ping pada windows dapat diakses melalui perintah pada command Prompt dengan menjalankan CMD kemudian mengetikkan perintah ping diikuti oleh ip address komputer tertentu atau dapat juga situs web jika sedang terhubung internet. 
Untuk mendeteksi apakah hubungan komputer dengan jaringan sudah berjalan dengan baik, utilitas ping dapat digunakan. Pada windows dapat dilakukan dengan menggunakan command prompt kemudian mengetikkan perintah ping diikuti oleh IP address.
Utilitas ping digunakan untuk mengecek apakah jaringan kita sudah bisa berfungsi dan terhubung dengan baik, meisalnya menggunakan perintah  ping  LocalHost,  jika kita  melihat  ada  keluar  pesan Replay form No IP ( 127.0.0.1 ) besarnya berapa bites dan waktunya berapa detik itu menandakan bahwa perintah untuk menghubungkan ke
LocalHost dapat berjalan dan diterima dengan baik, namun seandainya jika  kita  melakukan  ping  untuk  nomor IP  yang  tidak  dikenal maka akan dikeluarkan pesan Request Time Out yang  berarti  nomor  IP  tidak  dikenal  dalam  jaringan  tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut :
Misalkan  telah  men-setup  2  buah  terminal  dengan  alamat 
IP 192.168.1.1 dan
192.168.1.2, kemudian dapat melakukan test ping dengan  mengetik  "PING  192.168.1.2"  dari  terminal  dengan  IP address 192.168.1.1 dan mendapatkan respon seperti :
Pinging 192.168.1.2 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.1.2: bytes=32 time<10ms TTL=32
Reply from 192.168.1.2: bytes=32 time<10ms TTL=32
Reply from 192.168.1.2: bytes=32 time<10ms TTL=32
Reply from 192.168.1.2: bytes=32 time<10ms TTL=32
Jika mendapatkan respon seperti diatas, maka koneksi jaringan sudah benar. Respon lain selain contoh diatas diartikan bahwa jaringan belum bekerja dengan benar.
Kesalahan dapat saja terjadi di sistem pengkabelan, kartu jaringan, atau setup network.
85


                                      Gambar 2.4. Ping pada Network Tools

Pada jendela Ping kita dapat mengirimkan pesan echo request kepada host tujuan. Echo request adalah salah satu jenis ICMP message. Protokol ICMP (Internet Control Message Protocol) menangani pengiriman pesan dan laporan error yang berkaitan dengan suatu datagram yang telah dikirim. ICMP message akan disampaikan kepada host pengirim secara otomatis manakala terjadi kondisi berikut:
       Sebuah IP datagram gagal mencapai tujuan.
       Sebuah IP router (gateway) gagal mem-forward datagram dengan kecepatan tertentu.
       Sebuah IP router me-redirect host pengirim untuk menggunakan rute terbaik mencapai tujuan.
Perintah ping sering digunakan untuk menguji koneksi dengan host tertentu. Ketika perintah ping digunakan, sebenarnya kita sedang berurusan dengan dua buah ICMP message yang bernama echo request dan echo reply.
3.    Netstat
Netstat singkatan dari network status, digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain menampilkan tabel routing, menampilkan services yang berjalan, menampilkan port protokol komunikasi yang sedang terjadi. Netstat digunakan untuk menampilkan berbagai informasi network seperti:
         Informasi network connection
         Tabel routing
         Statistik interface
         Informasi        masquerade connection

Gambar 2.5. Netstat pada Network Tools
87
         Multicast membership 
4.    Traceroute
Traceroute merupakan utilitas untuk menentukan dan menampilkan informasi rute yang ditempuh suatu paket. Fitur ini selain tersedia pada Network Tool dapat juga diakses melalui baris perintah menggunakan kata kunci traceroute, misalnya dengan mengetikkan traceroute diikuti oleh alamat host tujuan. Pada Windows pun tersedia utilitas serupa bernama tracert yang dapat diakses lewat command prompt. Traceroute digunakan untuk :
       Membantu mengetahui akar penyebab lambatnya koneksi dan mengetahui dimana persisnya masalah tersebut.


                                                      Gambar 2.6. Traceroute
       Menjelaskan bagaimana sistem-sistem saling terhubung satu sama lain termasuk bagaimana ISP terhubung ke internet juga bagaimana sistem target tersambung. 
5.    Portscan
Port Scan digunakan untuk melihat port apa saja yang terbuka. Misalkan jika ingin melihat port apa saja yang terbuka pada komputer localhost, ketikkan alamat tujuan pada Network address lalu pilih Scan.
Port Scan banyak digunakan untuk mencari titik lemah suatu host pada jaringan. Kadangkala port scanner digunakan untuk tujuan yang kurang baik, seperti untuk kegiatan hacking dan cracking. Saat ini sudah ada penangkal port scanner yang dapat mendeteksi aktifitas scan port. Contoh aplikasi Windows yang dibuat untuk menangkal port scan yaitu EtherPeek, Nuke  Nabber, Port Dumper.


                                                           Gambar 2.7. Portscan
89
 
6.    Lookup
Dalam Lookup adalah utilitas untuk query server DNS. Lookup hanya dapat digunakan manakala host terhubung dengan server DNS. Jika ingin mencari informasi host, ketikkan alamat host pada kotak Network address, kemudian pilih Lookup.



                                                           Gambar 2.8. Lookup
Lookup menyediakan beberapa pilihan query. Pilih Information type dan pilih query yang diinginkan. Linux dan Windows menyediakan utilitas mode teks yang berfungsi sama dengan Lookup, namanya nslookup. Gunakan Terminal (pada Linux) atau Command Prompt (pada Windows). 
7.    Whois
Whois digunakan untuk mencari informasi suatu domain. Katakanlah kita ingin mengetahui apakah domain tertentu telah dimiliki oleh seseorang, misalnya kita ingin tahu apakah domain www.openlab.net masih tersedia atau sudah dibeli orang lain? Ketikkan saja pada Domain address: www.openlab.net lalu klik Whois. Agar utilitas Whois ini dapat berfungsi maka komputer hams terhubung ke Internet atau ke server Whois. Informasi domain juga dapat diperoleh dengan mengunjungi berbagai situs, salah satunya www.internic.net/whois. Kunjungi situs tersebut lalu ketikkan domain name pada kotak pencarian.
Finger digunakan untuk mencari informasi system user, untuk alasan security adakalanya service finger dinonaktifkan.


9

8.
    BIOS (Basic Input Output System)
Untuk memaksimalkan kinerja piranti maka sebaiknya dilakukan konfigurasi komponen melalui bios terlebih dahulu sebelum dilakukan pengecekan melalui perangkat lunak pada sistem operasi. Bios merupakan firmware yaitu sebuah tool yang telah   disediakan dalam motherboard. Cara untuk masuk kedalam bios tergantung dari merk bios yang digunakan. Untuk jenis bios AMI AWARD dengan menekan tombol del saat start komputer, sedangkan untuk bios yang lain dengan menekan F2 atau F1
(tergantung optional di BIOS). 
Bios dapat  digunakan  untuk  mendeteksi  hard  disk  yang  terpasang  dan dapat juga digunakan untuk mengetahui kondisi suhu dari
CPU, dan motherboard.  Selain  mendeteksi suhu dapat juga  digunakan  untuk mendeteksi kecepatan putaran fan CPU dan FAN system motherboard. Tegangan juga dapat diketahui dari bios, tegangan yang dapat dimonitor adalah tegangan pada CPU atau VCORE serta, tegangan 3.3 volt, 5.0 volt dan tegangan 12 volt.
Dengan menggunakan BIOS dapat dilihat perangkat keras yang terpasang pada komputer apakah sudah terhubung dengan motherboard atau belum, misalnya dengan melihat status dari harddisk yang terpasang apakah sudah terbaca pada bios atau tidak. Begitu juga dengan suhu CPU, bila suhunya terlalu tinggi maka sebaiknya dilakukan pengecekan terhadap kipas pendingin prosesor tersebut. Pada power supply dapat dilihat di bios apakah tengangan yang dihasilkan berada pada nilai yang baik.
Untuk komponen  harddisk, dalam BIOS hanya mangatur aktif tidaknya serbuah hard disk, dan juga menentukan berapa besar kapasitas sebuah hard disk baik secara manual maupun otomatis. Untuk mengatur floppy disk terletak dalam menu yang sama seperti hardisk dan DVD ROM. Dalam opsi drive A dapat dipilih bermacam jenis type Disk Drive seperti 1.44 MB, 3.5“ serta ada pilihan none. None digunakan untuk menonaktifkan floppy disk. Pilih sesuai dengan floopy disk yang terpasang  atau  jika  tidak  terdapat  floopy  disk  terpasang  dapat digunakan pilihan None.
Untuk RAM dapat diatur bagian clock latency, biasanya RAM yang sering digunakan untuk overcloking yang akan diset manual pengaturannya untuk mencari performa maksimal. Hati- hati dalam mengubah   nilai   Clock   latency   dari   RAM,   sesuaikan   dengan kemampuan  RAM  yang  terpasang. 
Untuk  lebih  amannya  gunakan pilihan secara otomatis selain lebih aman nilai yang diatur akan disesuaikan dengan nilai default RAM yang terpasang. Pada motherboard khusus untuk keperluan overclock biasanya menyediakan pengaturan RAM yang lebih banyak termasuk pengaturan voltase.
Ada beberapa cara untuk mengatur kecepatan prosesor sesuai dengan kemampuannya, pada bios terdapat beberapa menu yang berhubungan dengan CPU, antara lain CPU Speed. CPU Speed merupakan kecepatan CPU yang dapat ditentukan secara manual maupun otomatis. Contoh pada gambar 2.15 pengaturan kecepatan dilakukan lewat clock ration. Tetapi perlu diingat sesuaikan dengan kemampuan prosesor karena jika tidak akan berakibat fatal. Disarankan untuk mengatur batas temperatur CPU untuk menghindari kerusakan, sehingga saat CPU mencapai temperatur tertentu komputer akan dimatikan untuk mencegah kerusakan CPU.
Untuk komponen onboard misalnya LAN dan Sound Card, sama  dalam  melakukan  konfigurasi  di dalam BIOS. Terletak dalam menu yang sama dan untuk mengaktifkan dengan memilih “enabled” pada masing-masing komponen.
Sedangkan untuk menonaktifkan cukup dengan memilih “disabled”. Sementara untuk VGA, dalam bios ditentukan jika terdapat VGA on board apakah akan menggunakan VGA tersebut atau menggunakan perangkat tambahan misalnya VGA Card yang telah dipasangkan ke slot PCI Express. Jika menggunakan perangkat tambahan maka VGA on board dipilih “disabled” terlebih dahulu kemudian menentukan urutan slot mana yang akan digunakan terlebih dahulu untuk VGA.
9.    CPU
Kondisi CPU yang perlu dipantau adalah penggunaan resource dan suhu pada prosessor tersebut. Untuk suhu prosessor dipengaruhi dari heatsink dan fan yang digunakan. Untuk itu kondisi heatsink harus dipastikan  menempel  erat  dengan  prosesor,  sedangkan  untuk  fan harus dipastikan dapat berputar dengan lancar dan memiliki putaran minimum 5400 rpm. Satu hal lagi yang sangat penting adalah penggunaan tegangan pada prosesoor atau sering  disebut VCORE. VCORE harus   dalam lingkup toleransi, karena jika tegangan kurang atau lebih akan bermasalah pada CPU, semua kondisi di atas dapat dilihat  dalam  BIOS  khususnya  pada  menu  hardware  monitor  atau untuk motherboard tertentu sudah menyediakan tool untuk memantau kondisi dari suhu dan tegangan prosesor. 
Sementara jika ingin melihat kinerja CPU dari dalam sistem operasi dapat dilakukan lewat perangkat lunak tambahan untuk mengawasi tegangan, suhu serta kecepatan kipas prosessor, atau  jika menggunakan aplikasi bawaan sistem operasi Windows 7 misalnya dapat menggunakan resource monitor untuk melihat tingkat penggunaan prosessor dan aplikasi yang berjalan.

10.
  Harddisk
Kondisi hard disk dapat dilihat dari dua sisi yaitu software dan hardware. Namun untuk keakuratan dan ketepatan lebih baik jika digunakan software. Dari sisi hardware hanya dapat diketahui kondisi hard disk jika sudah mengalami gejala kerusakan yaitu dari suara hard disk yang mulai berisik saat diakses. Sedangkan dari sisi software dapat diketahui kondisi hardware secara lebih mendalam meliputi kondisi ruang kosong hard disk, fragmentasi file, dan ada tidaknya bad sector  pada  hard  disk. Untuk mengetahui kondisi hard  disk  dapat digunakan tool yang sudah tersedia dalam sistem operasi windows, yaitu scandisk dan disk defragmenter. Disk defragmenter   merupakan tool bawaan windows,   tool ini digunakan untuk merawat hard disk dari file yang terfragmentasi. File yang terfragmentasi akan mengurangi space hard disk dan akan memperlambat sistem. Scandisk digunakan untuk melakukan perawatan hard disk dan system, meliputi: file alocation table, struktur file, ada tidaknya bad sector dalam hard disk. Tool ini akan otomatis dijalankan saat start ketika terjadi  unclean  shutdown akibat gagal listrik atau salah menekan tombol power. Jika menggunakan perangkat lunak tambahan dapat diketahui kinerja dan kecepatan akses dari sebuah harddisk, salah satu perangkat lunak untuk mengecek performa harddisk adalah HD Tune.
11.  DirectX
Kondisi yang perlu diperhatikan untuk VGA Card yaitu dengan memperhatikan putaran fan pada chipset VGA card tetap lancar tanpa ada  bunyi  yang  berisik. 
Sedangkan untuk sisi software dapat digunakan tool direct X, dengan tool ini dapat diketahui ada trouble atau tidak. DirectX digunakan untuk mendiagnosis secara keseluruhan komponen yang berhubungan dengan multimedia, seperti VGA card, soundcard, dan LAN card. Selain digunakan untuk mengetahui kondisi di atas directX juga dilengkapi dengan tool yang mampu digunakan untuk mendiagnosa  sebuah  komponen  dalam  kondisi  trouble  atau  tidak. Untuk VGA card dilengkapi dengan test directdraw dan test direct3D, untuk sound dan music dilengkapi dengan test direct music dan test direct sound. Device manager digunakan untuk mengetahui kondisi komponen PC secara menyeluruh. Yaitu kondisi bahwa komponen sudah dapat dideteksi oleh sistem atau kondisi komponen tidak mengalami trouble pada drivernya. Device manager juga dapat digunakan untuk menghidupkan dan mematikan komponen untuk keperluan tertentu. Dari device manager inilah dapat dilakukan update driver.



2.1.2.4.           Mengasosiasi / Menalar
Setelah Mengikuti kegiatan belajar 2 ini diharapkan siswa menyimpulkan berbagai hasil percobaan dan pengamatan terkait dengan fungsi dan kinerja piranti komputer terapan, penggunaan network tool untuk akses jaringan, pengaturan bios serta penggunaan tools untuk pengecekan kinerja perangkat.
2.1.3. Rangkuman
       Pada Linux terdapat aplikasi Network Tools yang merupakan gabungan beberapa utilitas network, yaitu ping, netstat, traceroute, port scan, lookup, finger, dan whois.
       Ping bekerja dengan cara mengirim sebuah paket ICMP (Internet Control Message Protocol ke komputer yang hendak diujicoba konektivitasnya, lalu menunggu respon dari komputer atau host dimaksud
       Untuk memaksimalkan kinerja piranti maka sebaiknya dilakukan konfigurasi komponen melalui bios terlebih dahulu sebelum dilakukan pengecekan melalui perangkat lunak pada sistem operasi.

Tidak ada komentar